Senin, 01 Agustus 2011

Gula Kacang

“Gula kacang”. Begitulah masyarakat kacang Salatiga menyebut makanan dari bahan gula aren dan kacang tanah ini. Gula kacang (gulcang) adalah salah satu makanan khas asli Salatiga. Dengan rasanya yang sangat manis dan sensasi “kriuk” kacang tanahnya, membuat kita tak kan pernah lupa dengan kota Salatiga. Rasa jahe yang terasa di dalam setiap gigitannya, membuat kita dapat merasakan cita rasa yan berbeda.
  Menurut peuturan Ibu Sumini (49), salah satu pedagang dan pemilik kios sekaligus pembuat gulcang di kawasan Pasar Raya lantai 2. Gulcang telah dikenal kurang lebih selama 4 generasi. Ibu Sumini sendiri, memulai usaha membuat gulcang sejak tahun 1981.
 Pada jaman dahulu, di Salatiga belum ada permen. Belum juga dijualnya manisan-manisan yang serupa dengan permen. Maka warga Salatiga terinspirasi untuk membuat ”permen” dari bahan-bahan yang bisa didapat dengan mudah di lingkunan sendiri.
 Kemudian, tercetuslah sebuah bentuk ”permen” yang manis dengan bahan dasar gula aren dan jahe serta kacang tanah. Setelah beberapa waktu, ”permen” tersebut dikenal leh warga Salatiga, dan menamainya Gula Kacang.Gulcang dipakai oleh warga Salatiga untuk mempererat tali persaudaraan mereka. Gulcang juga selalu dipakai sebagai suguhan bagi para tamu dan hingga saat ini gulcang dijadikan sebagai oleh-oleh khas Salatiga.


PROSES PEMBUATAN GULA KACANG:
 Bahan:                                                            
v  5 kg gula aren                                      
v  6 kg kacang kering
v  0,25 kg jahe
v  Sedikit air
 Alat:
v  Wajan tembaga
v  Sendok
v  Plastik

Cara pembuatan:
1.  Gula aren dicairkan selama ±15 menit, sampai mencair.
2.  Masukkan jahe yang sudah di tumbuk dan kacang, rebus selama ±30 menit.
3. Masukkan campuran jahe dan kacang yang sudah direbus kedalam gula aren yang sudah mencair, aduk selama ±30 menit hingga kacang, jahe dan gula aren tercampur dengan merata.
4.  Kemudain cetak adonan dengan menggunakan sendok.
5.  Diamkan adonan selama ±15 menit hingga mengeras.

Gulcang yang sudah dikemas kemudian kemudian dijual di beberapa kios oleh-oleh di Salatiga. Selain itu juga dikirim ke Jakarta, Semarang, dan Bali.
Ibu Simini menjual tiap kgnya seharga 15.000,00 dengan isi berkisar antara32-40 biji gulcang. Ibu Sumini biasa memproduksi gulcang tiap harinya dengan bahan 50 kg kacang tanah dan 40 kg gula aren. Setiap satu adonan (5 kg gula + 6 kg kacang) Ibu Sumini mendapat untung bersih sebesar Rp 10.000,00.
Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan gulcang ialah di musim penghujan. Musim hujan dapat mempengaruhi kualitas gula aren yang dipakai. Gula aren akan lengket dan menghasilkan gula kacang yang cacat, tidak bagus ataupun berkualitas rendah.
Ibu Sumini membeli gula aren dari Ujung-Ujung, Siharga Rp 9.000,00/kg. Untuk kacang tanahnya dibeli dari Solo, sedangkan jahe dibeli di pasar-pasar Salatiga, tiap kgnya sekitar Rp 12.000,00.
Dengan rasa bangga dan rasa cinta yang mendalam akan kota Salatiga, Ibu Sumini tetap melestarikan gulcang hingga bisa dikenal oleh penduduk-penduduk lain di luar Salatiga. Meskipun dalam produksinya masih  menggunakan tenaga manusia (manual), Ibu Sumini tetap semangat dan tiada lelah untuk untuk menghasilkan gulcang yang enak dan berkualitas tinggi.


“ Sebuah warisan budaya takkan pernah lekang oleh waktu jika ada usaha sungguh untuk melestarikannya”
(AGPPT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar